Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh, seorang ilmuan dari Amerika Serikat yang berkebangsaan Iran dari Universitas California di Barkeley, melalui tulisannya pada tahun 1965. Meskipun logika fuzzy dikembangkan di Amerika Serikat, namun ia lebih populer dan banyak diaplikasikan secara luas oleh praktisi Jepang dengan mengadaptasikannya ke bidang kendali (control). Makanya tidak heran bila saat ini banyak dijual produk elektronik buatan Jepang yang menerapkan prinsip logika ini, seperti mesin cuci, AC, dan lain-lain.
Mengapa logika fuzzy yang ditemukan di Amerika malah lebih banyak ditemukan aplikasinya di Jepang? Salah satu penjelasannya yaitu kultur orang Barat yang cenderung memandang suatu persoalan sebagai hitam-putih, ya-tidak, sukses-gagal, bersalah-tidak bersalah, atau yang setara dengan dunia logika biner Aristoteles. Sedangkan kultur orang Timur lebih dapat menerima dunia "abu-abu" atau fuzzy.
Logika fuzzy umumnya diterapkan pada masalah-masalah yang mengandung unsur ketidakpastian (uncertainly).
Logika fuzzy dikembangkan dari teori himpunan fuzzy. Sementara himpunan yang telah kita bahas sebelum ini merupakan himpunan klasik yang seringkali disebut himpunan tegas. Keanggotaan suatu unsur di dalam himpunan dinyatakan secara tegas, apakah obyek tersebut anggota himpunan atau bukan. Untuk sembarang himpunan A, sebuah unsur x adalah anggota himpunan apabila x terdapat atau terdefinisi di dalam A.
Buku Matematika Diskrit oleh Rinaldi Munir