Sabtu, 15 September 2012

TERMOMETER ZAT CAIR


Termometer zat cair.
Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Zat cair yang digunakan biasanya raksa atau alkohol. Contoh termometer Fahrenheit, Celcius, Reamur.
Alasan pemilihan raksa atau alkohol sebagai isi termometer adalah sebagai berikut:
  1. mudah dilihat karena raksa terlihat mengkilap sedangkan alkohol dapat diberi warna merah.
  2. daerah ukurannya sangat luas (raksa : – 390C s/d 3370C dan alkohol: -1140C – 780C)
  3. keduanya merupakan panghantar kalor yang baik
  4. keduanya mempunyai kalor jenis yang kecil.


Termometer zat cair.
Penggunaan termometer zat cair dibuat dengan memanfaatkan konsep pemuaian zat cair, biasanya zat cair yang digunakan adalah raksa atau alkohol. Sifat naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler sebagai akibat pemuaian zat cair inilah yang digunakan untuk mengukur suhu. Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler dan berhenti pada posisi tertentu yang sesuai dengan suhu benda. Suhu yang terukur dinyatakan oleh skala yang berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa kapiler tersebut.
Pemuaian yang terjadi pada zat cair adalah muai volume. Air yang keluar dari bejana merupakan indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat padat dan zat cair. Air yang tertumpah dari bejana menandakan pemuaian zat cair yang lebih besar dari muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya.
Makin tinggi kenaikan suhu, makin besar penambahan volume zat cair. Pemuaian zat cair yang satu dengan yang lain umumnya berbeda, meskipun volume zat cair mula-mula sama. Untuk seluruh zat cair pemuaian makin besar jika kenaikan suhu bertambah besar

PERTEMUAN BANGSA BANGSA



1)      Masyarakat Nusantara dengan Cina melahirkan kebudayaan
1)      Seni tari dan seni petunjukan
Seni Barongsai merupakan kesenian asli Cina. Tetapi warga Indonesia sering melihatnya sebagai hiburan dalam suatu acara, meskipun acara itu tidak berhubungan dengan perayaan bangsa Cina. Bahkan banyak orang pribumi yang belajar dan menekuni tari barongsai. Dalam perayaan Cap Go Meh di Cirebon, para pegawai kraton Cirebon dengan pakaian adat dan diringi alunan musik tradisional ikut mengikuti acara ini.
Petasan dan kembang api yang tadinya dibakar menjelang Tahun Baru Imlek oleh masyarakat Cina, kini sudah menjadi pelengkap setiap hajatan masyarakat Indonesia

2)      Seni rupa dan seni ukir
Seni rupa, seni batik pesisir, seni kriya, seni ukir, arsitektur dan seni keramik di Indonesia banyak mendapat pengaruh dari Cina sperti pada motif, corak, gaya maupun warnanya.

3)      Seni Sastra
Cerita wayang golek dari Indonesia diakulturasikan dengan kesenian Cina menjadi Wayang Potehi yang menceritakan tentang legenda rakyat Cina seperti Sampek Engthay, Sih Djienkoei, Capsha Thaypoo, Sungokong, dll

4)      Bidang pertanian, perdagangan, pertukangan dan industri
Orang Cina mengenalkan cara bertani atau mengolah sawah dengan menggunakan bajak sawah. Orang Indonesia sejak dulu telah mengenal perdagangan dan pertukaran barang. Dengan adanya pengaruh dari Cina, para pedagang kita meniru sifat dan system perdagangan dari para pedagang Cina yang terkenal ulet, rajin, teliti dan sangat menghargai waktu. Sehingga pedagang kita dapat maju dan bersaing dengan rekan bisnisnya. Masyarakat Cina juga mengenalkan cara membuat kain sutra kepada orang Indonesia.

5)      Bidang pengobatan
Banyak ramuan dan racikan obat dari Cina yang sangat manjur. Diakulturasikan dengan ramuan tradisional Indonesia seperti alang-alang, kumis kucing atau rempah-rempah untuk menyembuhkan penyakit seperti batu ginjal.

6)      Kepercayaan
Dasar kepercayaan orang Tionghoa sama dengan orang Jawa, yaitu sinkretisme dan punya kepedulian melestarikan alam. Sebagaimana kepercayaan yang merupakan aset budaya ethnis manapun di seluruh belahan dunia, bagi orang Tionghoa secara tradisionil menganut paham Tridharma. Paham ini percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai keberadaan mutlak. Dalam menjaga pelestarian kehidupan manusia beserta segenap penunjangnya misi yang memelihara ketentraman, kedamaian serta kesejahteraan dibantu  oleh mahluk-mahluk yang bekerya demi kemanusiaan. Dalam kehidupan sehari-hari ajaran budi pekerti dari Konghucu sangat dominan. Jadi bukan merupakan masalah seorang Tionghoa beragama apapun mengurus Klenteng, karena klenteng tersebut didirikan oleh kakek/moyang yang tebal memelihara adat istiadatnya. Sebagai generasi penerus yang tidak melupakan dari mana dia berasal, budaya pendahulunya tersebut tetap dipelihara, walau dirinya tidak melakukan ibadah secara religius di Klenteng. Dengan demikian dipahami bahwa klenteng (istilahnya hanya ada di Indonesia) merupakan monumen Tionghoa. Tidak tertutup kemungkinan tempat ibadat agama apapun berupa klenteng karena didirikan dengan motif Tionghoa, umpama vihara ataupun mesjid.

7)      Pakaian .                                                                                                                      Jika kita perhatikan pakaian pengantin Betawi, tampak mirip pakaian pengantin di zaman dinasti Kaisar China abad ke-7. Busana tradisional Betawi juga berakulturasi dengan busana orang-orang Tionghoa. Baju koko atau tikim berasal dari dialek Tionghoa tuikim. Begitu pula dengan kebaya encim karena dalam dialek Hokkian encim adalah tante. Aksesori sanggul sering kali berujud burung hong, yang merupakan hewan mitologi dalam kebudayaan Tiongkok.

8)      Bidang Arsitektur                                                                                                                     Di bidang arsitektur, pengaruh Tionghoa juga cukup kuat bagi masyarakat Indonesia.Seperti pada masyarakat Betawi, bagian depan rumah Betawi diberi hiasan pembatas berupa langkan. Lalu agar tampak indah dan tidak kusam, pintu dan jendela harus dicat (chat). Istilah ubin,  lampion,  lonceng, pangkeng (kamar tidur), kongkow, teh, kuaci, tapang (bermakna balai-balai), langseng, anglo, topo, kemoceng, dan pengki, juga berasal dari dialek Hokkian yang digunakan sebagai hiasan untuk mempercantik rumah.

9)      Seni Musik
Seni musik gambang kromong yang dikembangkan di Semarang oleh Lie Hoo Soen di abad ke-19, yang kini menjadi gambang Semarang. Seperti juga seni lenong dan cokek yang merupakan kelengkapan gambang kromong, kini diakui sebagai seni khas Betawi. Istilah cokek sendiri berasal dari bahasa Hokkian, Cio Kek –penari muda yang diiringi musik gambang kromong. Musik tanjidor yang merupakan musik khas Betawi pun beberapa alat musiknya menggunakan alat musik khas China, seperti rebab, dan lain-lain. Di Sunda Kelapa, berbaur dengan penduduk asli yang kemudian menyebut dirinya sebagai suku Betawi.

2)      Masyarakat Nusantara dengan India melahirkan kebudayaan
1)      Pengaruh Hindu Budha Terhadap Kepercayaan
Fungsi candi di India sebagai tempat pemujaan terhadap para dewa. Diakulturasikan di Indonesia fungsi candi sebagai tempat pemujaan terhadap para dewa juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah nenek moyang, menunjukkan bahwa budaya asli Indonesia tetap ada yaitu kepercayaan animisme.

2)      Seni rupa dan seni ukir
Seni batik, ukir pada kapak, mencetak logam, perhiasan, seni ragam hias  pada candi.

3)      Seni aksara dan seni sastra
a)      Seni Aksara.   Bangsa Indonesia mengenal kepandaian membaca, menulis dari pengaruh India yaitu huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Dikembangkan di daerah menjadi huruf Batak di Sumut, huruf Kawi, huruf Jawa dan Bali.
b)      Seni Sastra.     Cerita Mahabarata dan Ramayana di Indonesia diakulturasikan dengan wayang ditambah tokoh Punakawan.

4)      Bidang pemerintahan
Masyarakat Indonesia telah mengenal pemilihan pemimpin secara demokrasi. Perangkat pemerintahannya  menggunakan nama asli Indonesia tetapi model India.

5)      Kalender
Masyarakat Indonesia telah mengenal astronomi untuk mengetahui letak bintang dan digunakan untuk pertanian/pelayaran. Dengan pengaruh Hindu Budha dikenalkan Tahun Saka. 1 tahun  = 365 hari. Bedanya dengan Tahun Masehi adalah 78 tahun. Disamping itu bangsa kita telah mengenal musim.
a)      Musim Kemarau                               c)   Musim Hujan
b)      Musim Labuh (mulai ada hujan)                   d)   Musim Mareng (jarang-jarang hujan)
Masyarakat Indonesia juga mengenal Wuku (1 tahun = 30 Wuku) dan Mangsa (1 tahun = 12 Mangsa).

3)      Masyarakat Nusantara dengan orang Islam (Timur Tengah)  melahirkan kebudayaan
1.      Pengaruh agama Islam
Didirikannya masjid sebagai tempat bagi orang Islam. Di Indonesia selain sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan untuk tempat pengajian, perayaan hari besar dan juga pusat kegiatan social masyarakat. Ciri masjid hasil akulturasi dengan budaya Jawa :
a)      Atapnya berbentuk tumpang
b)      Ada yang masih dilengkapi menara
c)      Bedug dan kentongan yang merupakan budaya asli Jawa masih digunakan untuk keperluan masjid
d)      Letak masjid biasanya dekat dengan istana kerajaan

2.      Pakaian
Orang Indonesia terutama Jawa sangat memperhatikan cara berpakaian mereka. Pakaian yang dikenakan harus sopan dan rapi. Adanya pengaruh Islam, yang mengharuskan agar berpakaian yang  muslim dan menutup aurat ini sesuai dengan budaya pribumi.

3.      Seni Ukir
Seni ukir maupun lukisan indah kaligrafi yang berasal dari Islam Timur Tengah telah banyak digemari oleh masyarakat kita. Mereka menggunakannya untuk aksesoris maupun hiasan pada rumah.

4.      Seni Musik
Alat music khas Islam (seperti rebana, tambur dan gendang), lagu-lagu islami dan seni membaca Al-Qur’an dengan lagu (Qiroah, Kalam ilahi) sudah sering menjadi bagian dalam acara – acara adat Jawa seperti selamatan, upacara perkawinan maupun merti desa. Hal ini menunjukkan bahwa akulturasi budaya Islam dapat berkembang di Indonesia tanpa menghilangkan budaya asli pribumi.

5.      Kalender
Masyarakat Indonesia telah mengenal system astronomi atau penanggalan yang digunakan untuk pertanian dan pelayaran. Dengan adanya pengaruh Islam dari Timur Tengah, maka diperkenalkannya Tahun Hijriyah. 1 tahun = 354 hari dan terdiri dari 12 bulan (1 bulan = 29 dan 30 hari). Bedanya Tahun Masehi dengan Tahun Hijriyah adalah 579 tahun. Tahun Hijriyah digunakan untuk menentukan waktu sholat maupun hari – hari besar agama.

6.      Bidang Pendidikan
Adanya pengaruh Islam dari Timur Tengah telah mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Masyarakat  kita sekarang  ingin lebih mendalami dan mempelajari agama Islam dengan bersekolah di pondok pesantren maupun madrasah - madrasah.

7.      Seni Tari
Tari Saman dari Aceh merupakan salah satu hasil akulturasi budaya Islam dengan budaya asli masyarakat setempat. Tari ini pada awalnya merupakan permainan rakyat Aceh. Karena sangat diminati, seorang pendakwah bernama Syekh Saman menyisipkan syair berupa kalimat puji-pujian kepada Sang Khalik sebagai pengiring tarian ini.

8.      Sistem Pemerintahan
Kerajaan di Indonesia yang dulunya Hindu/Budha dengan masuknya Islam maka diganti dengan Kerajaan yang beragama Islam. Rajanya pun diberi gelar Sultan atau Sunan seperti halnya para Wali. Saat rajanya meninggal, sudah tidak dicandikan lagi. Tetapi sudah dimakamkan secara islam.

KEPERCAYAAN
            Kebudayaan yang dihasilkan :
1)      Suku Baduy Dalam,
mereka setia berjalan kaki dalam melakukan perjalanan, mengedepankan kejujuran, menolak mencemari lingkungan ( tanah dan air ), dan tidak merokok. Baduy Dalam menerapkan adat lebih ketat dibandingkan dengan Baduy Luar. Salah satu perbedaannya, warga Baduy Luar diperbolehkan berkendaraan. Baduy Dalam hidup dengan aturan adat yang ketat.
      Di Baduy Dalam, pikukuh atau aturan adat adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Hal ini berbeda dengan Baduy Luar. Dalam hal makanan, orang Baduy tergolong sangat fanatik. Mereka tidak akan menyantap jenis makanan yang tidak dimakan nenek moyang mereka juga tidak akan melakukan kebiasaan yang dulunya tidak pernah dilakukan nenek moyang mereka. Kebiasaan mandi tidak menggunakan sabun masih berlangsung hingga saat ini. Tidak memakai sabun mandi bukan berarti mereka tidak punya uang, tetapi benar - benar demi mengikuti kebiasaan orang tua mereka. Kalau ada warga Baduy yang coba - coba memakai sabun saat mandi dan sampai ketahuan, pasti mendapat teguran keras. Teguran ini bisa berujung pada pemecatan sebagai warga Baduy Dalam.
             Menurut kepercayaan orang Kanekes mereka keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal - usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik ( mandita ) untuk menjaga harmoni dunia.
               Kepercayaan orang Baduy adalah penghormatan pada roh nenek moyang dan kepercayaan kepada satu kuasa yang dinamakan Nu Kawasa. Keyakinan mereka sering disebut dengan Sunda Wiwitan. Orientasi, konsep - konsep dan kegiatan - kegiatan keagamaan ditujukan kepada pikukuh ( aturan adat ) agar orang hidup menurut alur itu dan menyejahterakan kehidupan Baduy dan dunia. Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang ( animisme ) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu, dan Islam. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari - hari. Isi terpenting dari 'pikukuh' ( kepatuhan ) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apa pun", atau perubahan sesedikit mungkin.

2)      Suku Laut di Perairan Malaka
Salah satu kebudayaan mereka adalah tari campak laut. Trian ini mirip tarian Melayu yang dipadukan dengan berbalas pantun, karena orang – orang suku ini memang pandai berpantun. Dalam kepercayaan masyarakat suku laaut masih menganut animisme. Tapi ada beberapa yang memeluk agama islam, walaupun Islamnya masih bercampur dengan kebudayaan nenek moyang. Mereka sangat mempercayai takhayul tentang keramatnya suatu benda atau daerah. Bahkan ketika pergi melaut, mereka masih menggunakan hitungan tanggal dan weton untuk mengetahui hari keberuntungan atau hari naas mereka. Mereka ahli membaca bintang dan bulan. Mereka hidup di laut dan satu-satunya petunjuk di laut selain kompas adalah bintang. Suku Laut memegang komitmen kuat akan kehormatan dan jati diri mereka, Mereka tidak mau beralih profesi lain selain nelayan. Mereka juga tidak  tertarik dengan hal-hal yang berbau daratan. Alam merupakan sumber kehidupan mereka tanpa ada kepentingan lain. Dan mereka sudah hidup selama berabad-abad di atas lautan. Misalnya mengeruk kekayaan alam yang sangat besar dan banyak, serta berdalih untuk kepentingan rakyat. Laut digunakan untuk kepentingan perut tanpa dalih apa-apa. Mereka adalah orang-orang yang lugu tapi punya harga diri.

RAS
Contoh Kebudayaan Berdasarkan Ras
1)      Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)
Sekitar 500 SM datang migrasi dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan ras Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia menyebar keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman.
Mereka masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju yaitu kebudayaan logam terutama benda-benda dari Perunggu, seperti nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan. Hasil kebudayaan ras ini sangat terpengaruh dengan kebudayaan asalnya dari Vietnam yaitu Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara artefac perunggu di Indonesia dengan di Dongson.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan). Ras ini pada perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.
Migrasi dari berbagai macam ras tersebut perkembangannya saling berbaur/bercampur hingga menghasilkan berbagai macam suku dengan beraneka ragam cirinya. Keanekaragaman tersebut disebabkan karena perbedaan keadaan alam (letak geografis, iklim), Makanan(nutrisi), dan terjadi perkawinan campur.

2)      Ras Melayu Tua (Proto Melayu)
Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina baru selanjutnya ke Indonesia.
Melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju ke Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali, ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Sehingga di daerah tersebut banyak ditemukan peninggalan berupa kapak persegi/ beliung persegi.
Melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia. Peninggalan kapak lonjong banyak ditemukan di Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).

Pengetesan Komponen Sistem Pengapian



Ø  Pengetesan Coil Pengapian
• Pengecekan Lilitan Primer
      Pemeriksaan resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes lilitan primeir, baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada kedua terminal primeir, dan bacaannya secara akurat dicatat Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik.
Contoh:
Koil 12V – 2,5 sampai 3 Ohm
Koil Ballast – 1,5 sampai 2 Ohm
Koil Hei – 0,8 sampai 1 Ohm.
     Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang korslet.
• Coil Lilitan Sekunder
      Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.
Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.
• Pengecekan Massa Isolasi
      Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti.

• Pengujian Output
      Test out put scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu. Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13 mm.
Catatan: Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil.
Catatan penting: Alat uji coil pengapian berdaya tinggi.
Alat uji output coil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik

Ø  Pengetesan Kondensor Pengapian
Ada tiga pengetesan yang harus dilakukan terhadap kondensor.
• Kebocoran, untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.
• Kapasitas, untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.
• Resistansi seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.
     Alat ukur condensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya, menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine

Ø  Pengetesan Kontak Point
Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam system pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti
a. Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukka salah satu dari:
• celah terlalu kecil.
• Kondensor rusak
• Lilitan koil rusak.
b. Pemeriksaan lainnya
• Kekuatan pegas.
• Kabel listrik dan sambungan.
• Celah kontak point.
• Keausan poros cam distriburtor.

Ø  Pengetesan Ballast Resistor
Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine masih dingin dan pada temperatur kerja.
    Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor.

Ø  Pengetesan Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor
Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter.  Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm, tergantung panjangnya.
 Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal yang berkarat atau rusak.

Ø   Pengetesan Kapasitor
Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan:
• Kapasitas kapasitor
• Resistansi atau kebocoran insulator
• Resistansi seri
• Hubungan singkat atau ke massa
• Hubungan singkat internal rangkaian.
Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian:
• Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor
• Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor.
• Hidupkan alat uji.
• Putar tombol penguji ke arah ‘ capacity’
• Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik.
• Putar tombol penguji ke arah ‘leakage’.
• Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah.
• Putar tombol penguji ke arah ‘series resistance’.
• Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah.
Catatan:
Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji osiloskop.

 Pengetesan Pembangkit Pulsa                                                                                                       Untuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik
• Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terrendah.
• Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa.
• Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik