Sabtu, 15 September 2012

PENGAPIAN MOBIL




Dalam sebuah mesin terutama kendaraan bermotor ber-BBM, sistem pengapian mutlak adanya agar mesin dapat menghasilkan tenaga untuk berjalan, jika tidak ada pengapian,  otomatis mesin tidak akan menyala. Sistem pengapian ini dibuat untuk melakukan proses pembakaran BBM didalam ruang bakar mesin yang kemudian akan dirubah menjadi sebuah tenaga atau daya dorong mesin untuk menjalankan kendaraan tersebut.
Parts umum yang terkait dengan sistem pengapian kendaraan yang dikenal awam itu adalah seperti , Baterai (Aki), Kunci Kontak, Kabel Busi, Busi (spark plug), koil, Platina dan CDI, namun untuk mobil dikenal juga parts distributor yang bertugas membagi pengapian pada tiap silinder mesin.
Jadi bila ada masalah yang berhubungan dengan sistem pengapian, hal yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengecek kondisi parts tersebut.

Sistem pengapian pada kendaraan itu sendiri dikenal ada 2 jenis berdasarkan parts pengatur dan pemicu pengapiannya, yaitu :

1. Pengapian Sistem Platina (Konvensional)
Pengapian jenis ini adalah yang pertama kali diterapkan dalam kendaraan bermotor yang ada. Komponen platina ini berfungsi untuk mengatur dan memicu terjadinya pengapian yang kemudian akan tersalurkan ke koil agar busi mampu memercikan api untuk membakar BBM dengan sempurna sesuai putaran mesin.

Saat platina bekerja, arus akan mengalir dan menuju kumparan primer koil, sehingga menciptakan arus listrik dari medan magnet di sekitar kumparan sekunder. Begitu pula bila platina tidak bekerja, arus listrik secara otomatis akan terputus. Piranti platina memiliki kelemahan utama pada titik kontak atau contact point. Ini karena pemutus arus mekanis yang akan aus, bergantung lamanya pemakaian.
Jadi platina dalam sistem pengapian standar kendaraan adalah kontak poin (contact point) yang berfungsi sebagai penyulut (trigger) koil, Sehingga mesin dapat menyala dengan baik dengan tenaga yang maksimal.


2. Pengapian Sistem CDI (Capacitor Discharge Ignition)
Pengapian dengan sistem ini lebih ke arah pengapian yang diatur secara elektrik oleh satu part yang dinamakan CDI (Capacitor Discharge Ignition).

Parts CDI secara umum adalah sebuah alat yang mampu mengatur dan menghasilkan energi listrik yang sangat baik di seluruh rentang putaran mesin (RPM), mulai dari putaran rendah pada saat start sampai sangat tinggi pada saat kendaraan dipacu sangat kencang.

Jadi kurang lebih CDI ini mempunyai tugas yang sama halnya seperti platina, tetapi CDI bekerja dengan modul komponen elektrik yang menjadikannya lebih tahan lama dari Platina, karena tidak akan mengalami keausan.

“Kalau pada sistem pengapian konvensional mengalami gangguan biasanya bisa di stel dari platina secara manual sedangkan pada pengapian yang menggunakan CDI hanya bisa dilakukan pengecekan kondisi saja, bila mengalami kerusakan sebaiknya diganti bukan direkondisi” ujar Dandi dari Bhinneka Motor.



Bagian - Bagian Sistem Pengapian Baterai http://118.97.188.75/virlib/multi_media/otomotif/oto_01/images/transdot.gif   
1. Baterai
Kegunaan :
Sebagai penyedia atau sumber arus listrik
2. Kunci kontak
Kegunaan :
Menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit primer
3. Koil
Kegunaan :
Mentransformasikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi ( 5000 – 25.000 Volt )
4. Kontak pemutus
Kegunaan :
Menguhungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian
Bagian-bagian kontak pemutus
1.       Kam distributor                               
2.       Kontak tetap ( wolfram )
3.       Kontak lepas ( wolfram )
4.       Pegas kontak pemutus
5.       Lengan kontak pemutus
6.       Sekrup pengikat
7.       Tumit ebonit
8.       Kabel ( dari koil - )
9.       Alur penyetel
Sudut pengapian adalah :
Sudut putar kam distributor dari saat kontak pemutus mulai membuka 1 sampai kontak pemutus mulai membuka pada tonjolan kam berikutnya 2
                                           360
Contoh sudut pengapian :                           
                                             Z
           Z  =  jumlah silinder
Untuk motor 4 silinder
                            360
                  a  =                 =  900 PK ( Poros Kam )
                              4
 Sudut dwel adalah sudut putar kam distributor pada saat kontak pemutus menutup (B ) sampai kontak pemutus mulai membuka ( C ) pada tonjolan kam berikutnya
Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer.
Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang cukup.  
Sudut dwell kecil
* Waktu penutupan kontak pemutus pendek
* Arus primer tidak mencapai maksimum   
* Kemampuan pengapian kurang.
Sudut dwel besar
* Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama
* Kontak pemutus menjadi panas
* Kontak pemutus  cepat aus.
Kesimpulan :  Besar sudut dwel merupakan kompromis antara kemampuan pengapian dan umur kontak pemutus


5. Kondensator
Kegunaan :
  • Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka
  • Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi
6. Distributor
Kegunaan :
Membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian
7. Busi
Kegunaan :
Meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai

1 komentar: