Minggu, 26 Januari 2014

Motivasi hari ini #Cham

Dunia ini tak segelap yang kita kira
Dunia juga tak seterang yang kita kira

Dunia tak seindah yang kita bayangkan
Dunia juga tak seburuk yang kita bayangkan

Dunia tak sebersih yang kita lihat
Dunia juga tak sekotor yang kita lihat

Dunia tak sesunyi yang kita dengar
Dunia juga tak seramai yang kita dengar

Inilah dunia kita
Dunia yang telah kita nikmati bertahun-tahun ini
Dunia yang telah setia kita tempati
Dunia yang tak pernah bosan mendengar keluh kesah kita
Dunia yang selalu diam walau sering kita sakiti
Dunia yang tak pernah marah walau sering dicaci-maki
Dunia yang selalu memberikan isinya secara cuma-cuma hanya untuk kita
Juga dunia yang selalu ada disisi kita
Kapanpun kita perlukan
Dunia pasti datang dan mengerti apa yang kita rasakan

Maka............
Pantaskah perbuatan kita selama ini ?
Betapa menderitanya dunia ini
Jika saja mereka bisa bicara
Maka ada satu hal yang akan mereka katakan pada kita

I LOVE YOU

Bagaimanapun
Terlepas apapun anggapan kita tentang dunia ini
Dunia tak mendengarnya
Dunia hanya perlu ucapan balasan
Tentang satu hal yang akan mereka katakan

Lalu ? Apakah jawaban kita ?

Lewiss Carol #TokohMatematika

Charles Lutwidge Dodgson (1832-1893) yang terkenal sebagai Lewiss Carol lahir di Inggris. Ketika masih kanak-kanak dia terpesona dengan matematika dan senang memecahkan teka-teki (puzzles). Karisnya di bidang matematika dimulai dengan mengajar di Oxford.

Pada tahun-tahun berikutnya sebagian besar waktunya digunakan untuk mengarang, memecahkan teka-teki dan memberi kuliah di gereja Kristus. Alice in Wonderland dan Trough thr Locking Glass adalah dua buah hasil karyanya yang paling terkenal.

Caroll menyajikan banyak problem (soal) pada hasil karyanya. Puisinya, novel-novelnya dan teka-tekinya banyak dibaca oleh para matematikawan dan ahli filsafat. Para matematikawan dan ahli filsafat mempelajari logika pada hasil karya Caroll secara ekstensif, dan banyak dari mereka yang mendapatkan inspirasi setelah membaca karya Caroll.

Berikut ini adalah salah satu teka-teki yang lain daripada lainnya yang dapat kita baca pada karya tulisnya. Dapatkah anda memecahkan teka-teki ini? Cobalah!

Dreaming of apples on a wall
An dreaming often dear
I dreamed that, if I counted all,
How many would appear?

Augustus De Morgan #TokohMatematika

Augustus De Morgan (1806-1871) lahir di India dari keluarga Inggris. Masa hidupnya banyak dihabiskan di dan sekitar kota London, Inggris.

Sebagai seorang pemuda, beliau harus banyak menghadapi ejekan dari teman-teman sekelasnya karena beliau hanya mempunyai satu mata. Akibat perlakuan buruk tersebut, Morgan mempunyai sikap aneh terhadap aktivitas sosial dan tidak menyukai olahraga, kegiatan di luar rumah, atau binatang. Sebaliknya beliau menjadi kutu buku.

Pada usia yang sangat muda, Morgan dapat berbicara lima bahasa dengan lancar, dapat memainkan flute (alat musik) dengan baik dan sangat menyukai matematika.

De Morgan menjadi terkenal dan dihormati sebagai seorang pekerja yang tidak kenal lelah (energetic), penulis yang produktif dan seorang guru yang baik. Dedikasinya yang total terhadap pekerjaannya menyebabkan beliau ditunjuk sebagai dosen yang pertama dalam bidang matematika di Universitas College di London.

Apa Itu Bilangan ? #InfoMatematika

Orang Yunani kuno lebih senang menggambarkan suatu bilangan sebagai “sisi dari bilangan bujur sangkar”. Contoh: 2 adalah sisi dari bilangan bujur sangkar 4, sedang 3 adalah sisi dari bilangan bujur sangkar 9, dan seterusnya.
Pengertian ini kemudian dikembangkan oleh bangsa Arab menjadi “akar suatu bilangan”. Contoh: 2 adalah akar dari 4, sedang 3 adalah akar dari 9, dan seterusnya.
Kemudian para matematikawan Eropa menggunakan kata latin “radix” untuk menyatakan akar suatu bilangan. Ketika mulai digunakan kependekan-kependekan (singkatan) kata dalam Aljabar (kira-kira tahun 100), kata radix disingkat RX. Karena itu RX 4 = 2, RX 9 = 3. Notasi ini digunakan selama beberapa waktu sampai r kecil menggantikan RX. RX 4 menjadi r4. Banyak ahli sejarah berpendapat bahwa tanda akar V, yang kita pakai sekarang, berasal dari r yang ditulis dengan tangan oleh para matematikawan pada waktu (pada jaman itu segala sesuatu harus ditulis dengan tangan).

John Venn #TokohMatematika

John Venn (1834-1992) berasal dari Inggris. Hidupnya diabdikan untuk studi dan mengajar sekaligus matematika dan agama. Beliau adalah seorang sarjana matematika dan menjadi diakon di gerejanya. Dua di antara karya-karyanya yang terkenal adalah The Logic of Chance dan Symbolic Logic. Pada usia 69 tahun, beliau terpilih menjadi rektor dari Gonville dan Cains College di dekat kota London.

Venn mengembangkan diagramnya untuk memberikan ilustrasi tentang relasi antara term-term dan sifat-sifat yang berlaku. Adapun tujuan beliau yang dinyatakannya dengan menggunakan kata-katanya sendiri adalah :’untuk menghemat waktu, menghindarkan kejenuhan dan terjadinya kesalahan penglihatan”. Beliau mengembangkan diagramnya untuk mengisi kekurangan diagram Euler yang dirasakan kurang efektif dan kurang memenuhi perkembangan teori himpunandan juga pernyataan-pernyataan logika formal.