Orang Yunani kuno lebih senang menggambarkan suatu bilangan sebagai “sisi dari bilangan bujur sangkar”. Contoh: 2 adalah sisi dari bilangan bujur sangkar 4, sedang 3 adalah sisi dari bilangan bujur sangkar 9, dan seterusnya.
Pengertian ini kemudian dikembangkan oleh bangsa Arab menjadi “akar suatu bilangan”. Contoh: 2 adalah akar dari 4, sedang 3 adalah akar dari 9, dan seterusnya.
Kemudian para matematikawan Eropa menggunakan kata latin “radix” untuk menyatakan akar suatu bilangan. Ketika mulai digunakan kependekan-kependekan (singkatan) kata dalam Aljabar (kira-kira tahun 100), kata radix disingkat RX. Karena itu RX 4 = 2, RX 9 = 3. Notasi ini digunakan selama beberapa waktu sampai r kecil menggantikan RX. RX 4 menjadi r4. Banyak ahli sejarah berpendapat bahwa tanda akar V, yang kita pakai sekarang, berasal dari r yang ditulis dengan tangan oleh para matematikawan pada waktu (pada jaman itu segala sesuatu harus ditulis dengan tangan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar