Sabtu, 19 April 2014

Ingin Jadi Guru

Guru. Mungkin masih terngiang dalam benak kita tentang kata itu. Seperti angin, masih saja melayang-layang dalam ingatan ini. Ya memang sangat tidak asing lagi bagi kita mendengar kata itu. Sebuah profesi yang sangat diagung-agungkan, sangat disegani, dan juga sangat dihormati. Semua orang pasti ingin meraihnya. Tak terkecuali walau sejak kita masih anak-anak.

Saat ditanya oleh orang tua, apa cita-cita kamu nak? Kelak kalau sudah  besar, mau jadi apa kamu? Entah disengaja atau pun tidak. Kebanyakan dari kita pasti menjawab dengan jawaban yang sama, ingin menjadi guru. Baik itu guru TK, SD, SMP, atau bahkan sampai perguruan tinggi, pokoknya hanya ingin menjadi guru. Benar memang bahwa menjadi guru itu sangat diidam-idamkan. Profesi menjadi seorang guru, benar-benar pekerjaan yang mulia. Tapi apakah saat kita kecil, kita sudah tahu tentang makna itu semua? Tentu saja belum.

Lalu bagaimana bisa kita menjawab ingin menjadi seorang guru? Ya inilah kehidupan. Hidup memang tersembunyi. Banyak kejadian diluar akal sehat, bisa terjadi di sekitar kita. Tak ada satupun hal mustahil di dunia ini. Sejak kita terlahir di dunia ini, kita mempunyai indra yang perlahan mulai kita gunakan. Melihat, mendengar, berbicara, dan merasakan telah kita gunakan untuk belajar. Secara tidak sadar memang, kita bisa merekam apapun yang kita dengar atau kita lihat, tanpa sepengetahuan orang lain. Kita belajar dari orang-orang terdekat kita tentang semua hal dalam hidup ini.

Lalu apa hubungannya dengan guru? Ya diluar dugaan, ternyata orang tua kita, dari jaman dulu telah memimpikan profesi menjadi guru. Dari kakek ke bapak kita, dari bapak ke kita, dari kita ke anak kita, ke cucu kita. Ini semua berjalan berulang kali. Seperti roda di jalan yang menurun, selalu berjalan perlahan, mengikuti arus kehidupan ini. Guru dianggap menjadi segalanya. Selain melakukan pekerjaan yang sangat terpuji yaitu mengajar, guru juga merupakan orang tua kedua kita. Guru selalu ada di sekolah, dan kita juga tak pernah lepas dari aktivitas belajar di sekolah. Tiada hari tanpa bertemu dengan guru. Bahkan kita bisa lebih sering ketemu dengan guru dari pada dengan orang tua kita sendiri. Kita biasa menyapa guru, bertegur sapa, atau saling curhat tentang masalah dalam benak kita.

Guru selalu mempunyai teman di hati muridnya. Guru selalu dikenang dan menjadi bagian terpenting dalam hidup ini. Itulah sebabnya, orang-orang dewasa sangat berharap menjadi guru. Guru yang benar-benar seorang guru, yang mampu mengajari kita untuk bertahan hidup dan bekerja keras. Bukan untuk dimanja dengan nilai-nilai.

So, masih inginkah kita menjadi guru? Tentu. Mari berjuang bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar